MAKALAH

MAKALAH SIRUP

 

 

Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran ilmu resep

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

 

Nama  : Wildan Aulia Haqiqi

Nis      : 091071008

Kelas  : 2.1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YPIB

MAJALENGKA

PROGRAM KEAHLIAN FARMASI

2011

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini pada waktunya.

Makalah ini berisi tentang sediaan sirup(syrup)

.

Tanpa bantuan dari Ibu guru dan teman teman  makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih.

Mohon maaf apabila dalam makalah ini banyak sekali kekurangan dan masih kurang dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran agar suatu saat kami dapat memperbaiki semua kesalahan itu dengan lebih baik lagi.

Akhir kata Wassalamu’alaikum wr.wb

BAB II

Sirup(syrup)

2.1  PENGERTIAN

Sirup  adalah  sediaan  cair  berupa  larutan  yang  mengandung  sukrosa. Kadar  sukrosa ( )  tidak  kurang  dari  64%  tidak  lebih  dari  66%.

Selain  sakrosa  dan  gula  lain, dapat  di  tambahkan  pula  senyawa  poliol,  seperti sorbitol  dan gliserin, dan  dapat  di  tambahkan  juga  zat  anti  mikroba  untuk  mencegah  pertumbuhan  bakteri  dan  jamur.

2.2  JENIS SIRUP

Ada3 macam sirup yaitu:  

1.Sirup  Simpex

Mengandung  65%  gula  dalam  air  nipagin  0,25%  b/v

2.Sirup  Obat

Mengandung  satu  atau  lebih  jenis  obat  dengan  atau  tanpa  zat  tambahan.

3.Sirup Pewangi

Mengandung  pewangi  atau  zat  pewangi  lain,  tidak  mengandung  obat

Contoh: sir thyamin.

 

   2.3  KOMPONEN SIRUP

1. Gula atau pengganti gula
2. Pengawet antimikroba
3. Pembau
4. Pewarna
5. Juga banyak sirup-sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.
Pembuatan Sirup

2.4  FUNGSI SIRUP

  1.Sebagai  Obat

Misalnya: Chlorfeniramini  maleatis  sirupus

2.Sebagai Corigensia Saporis

Misalnya:  Sirupus  simplex

3.Sebagai  Corigensia  Odoris

Misalnya:  Sirupus  aurantii

4.Sebagai Corigensia  Coloris

Misalnya:  Sirupus  Rhoedos, sirupus rubi idaei

5.Pengawet

Misalnya:  Sediaan  dengan  bahan  pembawa  sirup  karena  konsentrasi  gula  yang  tinggi

mencegah  pertumbuhan  bakteri,

2.5  KEUNTUNGAN SIRUP

  • Sesuai untuk pasien yang susah menelan (pasien usia lanjut, Parkinson, anak-anak.
  • Dapat meningkatkan kepatuhan minum obat terutama pada anak-anak karena rasanya lebih enak dan warnanya lebih menarik.
  • Sesuai untuk obat yang bersifat sangat higroskopis.

2.6  KERUGIAN SIRUP

  • Tidak semua obat bentuk sediaan sirup ada di pasaran.
  • Sediaan sirup jarang yang isinya zat tunggal, pada umumnya campuran atau kombinasi beberapa zat berkhasiat yang kadang-kadang sebetulnya tidak di butuhkan oleh pasien tersebut.
  • Tidak bias untuk sediaan yang sukar larut dalam air (biasanya di buat suspensi atau eliksir) eliksir kurang di sukai oleh dokter anak karena mengandung alkohol, suspensi stabilitasnya lebih rendah tergantung formulasi dan suspending agent yang di gunakan.
  • Tidak bias untuk bahan obat yang berbentuk minyak (minyak/oil biasanya di bentuk emulsi yang mana stabilitas emulsi juga lebih rendah.
  • Tidak ssesuai untuk bahan obat yang tidak stabil.
  • Harga relaatif mahal karena memerlukan khusus dan kemasan yang khusus pula.

 

 

Cairan untuk sirup, dimana gulanya akan dilarutkan dapat dibuat dari:

1.Aqua destilata: untuk sirupus simplex.

2.Hasil-hasil penarikan dari bahan dasar:

a. Maserat misalnya sirupus Rhei

b. Perkolat misalnya sirupus Cinnamomi

c. Colatura misalnya sirupus sanae

d. Sari buah misalnya rubi idaei

3.Larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya: methdilazina hydrochloride sirupus, sirup-sirup dengan nama paten misalnya: yang mengandung campuran vitamin.

         2.7  CARA PEMBUATAN SIRUP

v    Buat cairan untuk sirup

v    Panaskan tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut

v    Tambahkan air mendidih secukupnya hingga di peroleh bobot yang di kehendaki

v    Buang busa yang terjadi dan serkai.

Pada pembuaan sirup dari simplisia yang mengndung glikosida antrakinon di tambahkan  sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali di nyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan di tambahkan   metil paraben 0,25% b/v atau pengawet lain yang cocok.

Kadar gula dalam sirup pada suhu kamar maksimum 66% sakarosa, bila lebih tinggi akan terjadi pengkristalan, tetapi bila lebih rendah dari 62% sirup akan membusuk.

Pada penyimpanan dapat terjadi inverse dan sakarosa (pecah menjadi glukosa dan fruktosa) dan pada sirup yang bereaksi asam inverse dapat terjadi lebih cepat. Pemanasan sebaiknya dihindari karena pemanasan akan menyebabkan terjadinya gula invert.

Gula invert adalah gula yang terjadi karena penguraian sakarosa yang memutar bidang polarisasi kekiri.

Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer sehingga mudah berjamur dan berwarna tua (berbentuk karamel), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan obat. Kadang-kadang gula invert dikehendaki adanya misalnya dalam pembuatan sirupus iodeti ferrosi, hal ini disebabkan karena sirup merupakan media yang mereduksi, mencegah bentuk ferro menjadi bentuk ferri.

Gula invert disini dipercepat pembuatannya dengan memanaskan larutan gula dengan asam sitrat. Pada sirup yang mengandung sakarosa 62% atau lebih, sirup tidak dapat ditumbuhi jamur, meskipun jamur tidak mati. Bila kadar sakarosa turun karena inversi, maka jamur akan tumbuh. Bila dalam resep, sirup di encerkan dengan air dapat pula di tumbuhi jamur. Untuk mencegah sirup tidak menjadi busuk, dapat di tambahkan bahan pengawet misalnya nipagin.

Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan dengan pemanasan lemah dan dalam botol yang tertutup, seperti pada pembuatan thymin sirup dan thymin composites sirupus, aurantii corticis sirupus. Untuk cinnamomi sirupus sakarosa di larut tanpa pemanasan.

Melarutkan bahan – bahan dengan bantuan pemanasan.
Melarutkan bahan – bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan.
Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa.
Perkolasi dan Maseras

1.Larutan yang dibuat dengan pemanasan
Sirup yang dibuat dengan cara ini apabila:
a. dibutuhkan pembuatan sirup secepat mungkin.
b. komponen sirup tidak rusak atau menguap oleh panas.

Pada cara ini umumnya gula ditambahkan ke air yang dimurnikan, dan panas digunakan sampai larutan terbentuk.
Contoh : Sirup akasia, Sirup cokelat

2. Larutan yang diaduk tanpa bantuan panas
Menghindari panas yang meransang inverse sukrosa
Proses ini memakan waktu lebih lama
mempunyai kestabilan yang maksimal.
Bila bahan padat akan ditambahkan ke sirup, yang paling baik adalah melarutkannya dalam sejumlah air murni dan kemudian larutan tersebut digabungkan ke dalam sirup.
Contoh: Sirup ferro Sulfat.

3. Penambahan sukrosa ke dalam cairan obat/cairan pemberi rasa

Adakalanya cairan obat seperti tinktur atau ekstrak cair digunakan sebagai sumber obat dalam pembuatan sirup.
Banyak tingtur dan ekstrak seperti itu mengandung bahan – bahan yang larut dalam alcohol dan dibuat dengan pembawa beralkohol atau hidroalkohol.
Jika komponen yang larut dalam alcohol dibutuhkan sebagai bahan obat dalam suatu sirup, beberapa cara kimia umum dapat dilakukan agar bahan – bahan tersebut larut di dalam air. Akan tetapi apabila komponen yang larut dalam alcohol tidak dibutuhkan, komponen – komponen tersebut umumnya dihilangkan dengan mencampur tinktur atau ekstrak tersebut dengan air, campuran dibiarkan sampai zat – zat yang tidak larut dalam air terpisah sempurna, dan menyaringnya dari campuran. Filtratnya adalah cairan obat yang kepadanya kemudian ditambahkan sukrosa dalam sediaan sirup. Pada kondisi lain, apabila tingtur dan ekstrak kental dapat bercampur dengan sediaan berair, ini dapat ditambahkan langsung ke sirup biasa atu sirup pemberi rasa sebagai obat.
Contoh sirup yang dibuat dengan cara ini adalah : Sirup Senna.\

       2.8 CARA MENJERNIHKAN SIRUP

Adabeberapa cara menjernihkan sirup:

  1. Menambahkan kecocokan zat putih telur segera pada siru. Didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal karena panas
  2. Menambah bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.

      2.9 CARA MEMASUKAN SIRUP KE DALAM BOTOL

Penting untuk kestabilan sirup dalam penyimpanan, supaya awet (tidak berjamur) sebaiknya      sirup di simpan dengan cara:

  1. Sirup yang sudah dingin di simpan dalam wadah yang kering. Tetapi pada pendinginan ada kemungkinan terjadinya cemaran sehingga terjadi juga penjamuran.
  2. Mengisikan sirup panas-panas kedalam botol panas (karena sterilisasi) sampai penuh sekali sehingga ketika disumbat dengan gabus terjadi sterilisasi sebagian gabusnya, lalu sumbat gabus dicelup dalam lelehan paraffin solidum yang menyebabkan sirup terlindung dari pengotoran udara luar.
  3. Sterilisasi sirup, di sini harus di perhitungkan pemanasan 30 menit apakah tidak berakibat terjadinya gula invert.

Maka untuk kestabilan sirup, FI III juga menulis tentang penambahan metil paraben 0,25% atau pengawet lain yang cocok.

Dari tiga cara memasukan sirup ke dalam botol ini yang terbaik dalah cara ketiga

      2.10  PENETAPAN KADAR SAKAROSA

v     Timbang seksama  ±25 gram sirup dalam labu terukur 100 ml, tambahkan 50 ml air dan sedikit larutan alumunium hidroksida p. Tambahkan larutan timbale (II)  sub asetat p tetes demi tetes hingga tetes terakhir tidak menimbulkan kekeruhan.

v     Tambahkan air secukupnya hingga 100,0 ml saring, buang 10 ml filtrat  pertama. Masukkan ± 45,0 ml filtrate kedalam labu terukur 50 ml, tambahkan campuran 79 bagian volume asam klorida p dan 21 bagian vol, air secukup hingga 50,0 ml. Panaskan labu dalam penangas air pada suhu  antara 68º dan 70ºC selama 10 menit, dinginkan dengan cepat sehingga suhu lebih kurang 20ºC.

v     Jika perlu hilangkan warna dengan menggunakan tidak lebih dari 100 mg arang penyerap.

v     Ukur rotasi optic larutan yang belum di inverse dan sesudah inverse menggunakan tabung 22,0 cm pada suhu pengukur yamg sama antara 10º dan 25ºC. Hitung kadar dalam %  dengan rumus:

C   = Kadar sacharosa dalam %

=  Rotasi optic larutan yang belum di inversi

=  Rotasi optic larutan yang sudah di inverse

=  Suhu pengukur

Tinggalkan komentar

Belum ada komentar.

Comments RSS TrackBack Identifier URI

Tinggalkan komentar